PENGENALAN
SENSOR KELEMBABAN TANAH VN400 DAN SEN0057 DAN APLIKASINYA PADA PENGUKURAN
KELEMBABAN TANAH KERING DAN JENUH
INTRODUCTION OF SOIL MOISTURE SENSOR VN400 AND SEN0057 AND THEIR
APPLICATION FOR DRY AND SATURATED SOIL MOISTURE MEASUREMENT
Desi Eva Fatra L T1 ,
Mochamad Rizky Ramadhan 2, Giovani Septiana 3, Hendri
Saputro4
Departemen
Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper Kampus IPB, Dramaga, 16680
Email: desievafatra@ymail.com1,
mochamad.rizkyramadhan.sil48@gmail.com2,
gaviogiovani@yahoo.co.id3,
hendrisaputro93@gmail.com4
Abstract: Soil moisture sensor is a
sensor that capable of detecting intensity of
water in the soil . The instruments used in this research are soil
moisture sensor SEN0057 and VN400. SEN0057 sensors has voltage specification to
work on 3.3 - 5 V , the output value is 0 - 4.2 V , and 35 mA current . VN400
sensor has power supply consumption less than 7 mA , power supply 3.3 - 20 V DC
, measuring range -40 – 85oC , accuration 2 % , and the output is 0-3 V. Materials used are dried and wet soil (
saturated) . Based on the results of this research , the value of 224 and 47that
read by sensors are median of the 20 values for the percentage of dry soil
sensor, the percentage is 0 . This is on the assumption that there is no water
on the dry soil so the water content is
considered by 0 percent . Sensor values 542 and 773 is the median of the 20
values for the percentage 100% of wet soil sensor. This is on the assumption
that the soil is saturated so the moisture percentage value is 100 . This value
is used to create a calibration curve to determine the exact percentage of
moisture from the sensor value’s read. Some examples of other soil moisture
sensors are commonly used , namely gypsum block , cylinder sensor , MC7825PS ,
SM300 sensor , and so forth .
Keywords: Moisture, saturated, SEN0057,
sensor, VN400.
PENDAHULUAN
Kelembaban tanah adalah jumlah air yang ditahan di dalam tanah setelah
kelebihan air dialirkan. Apabila tanah memiliki kadar air yang tinggi, maka
kelebihan air tanah akan dikurangi melalui evaporasi, transpirasi dan transpor
air bawah tanah. Kelembaban tanah dapat diketahui melalui berbagai macam metode,
yaitu secara langsung melalui pengukuran perbedaan berat tanah (disebut metode gravimetri)
dan secara tidak langsung melalui pengukuran sifat-sifat lain yang berhubungan
erat dengan air tanah. Metode langsung secara gravimetri memiliki
akurasi yang sangat tinggi namun membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat
besar. Kebutuhan akan metode yang cepat dalam memonitor fluktuasi kadar air
tanah menjadi sangat mendesak sebagai jawaban atas tingginya waktu dan tenaga
yang dibutuhkan oleh metode gravimetri. Oleh karena itu, dibutuhkanlah
sebuah metode baru yang dapat secara langsung mendeteksi kadar air dan
kelembaban tanah secara akurat, cepat dan sederhana. Metode tersebut merupakan
metode langsung dengan menggunakan sensor (Stevanus 2013).
Sensor kelembaban tanah
merupakan sensor yang mampu mendeteksi
intensitas air di
dalam tanah (moisture). Sensor ini
berupa dua buah paku
konduktor berbahan logam yang sangat sensitif terhadap muatan listrik.
Kedua paku ini merupakan media yang akan menghantarkan tegangan analog yang nilainya relatif kecil. Tegangan ini
nantinya akan diubah menjadi tegangan
digital untuk diproses
ke dalam mikrokontroler. Kelembaban
tanah dapat diukur dengan menggunakan sensor khusus seperti VN400 dan SEN0057.
Metode yang paling umum digunakan adalah thermogravimetric, time domain reflectometry, dan
pergeseran frekuensi (Pamungkas, dkk
2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengenal berbagai macam tipe
sensor kelembaban tanah, mengetahui spesifikasi sensor kelembaban tanah, dan membuat
program Arduino untuk membaca output
sensor kelembaban tanah.
METODOLOGI
Alat yang digunakan pada penelitian ini
adalah sensor kelembaban tanah SEN0057 dan VN400. Sensor SEN0057 memiliki
spesifikasi kerja pada tegangan 3.3 – 5 V, nilai keluaran dari 0 – 4.2 V,
dan arus 35 mA. Pemasangan kawat (wiring) pada SEN0057, yaitu analog output berwarna biru, GND berwarna
hitam, dan power berwarna merah. Sensor
VN400 memiliki spesifikasi konsumsi catu daya kurang dari 7 mA, catu daya 3.3 –
20 V DC, rentang ukur -40 – 85oC, akuarsi 2%, dan output 0-3 V. Pemasangan kawat (wiring) pada VN400, yaitu analog output berwarna hitam, power
berwarna merah, dan GND selain warna hitam dan merah. Bahan yang digunakan
adalah tanah kering dan tanah basah atau jenuh.
Pertama, tanah kering dan basah disiapkan
di dalam wadah. Kedua, hubungkan kawat SEN0057 berwana biru pada pin A0, kawat
berwarna hitam pada pin GND, dan kawat berwana merah pada pin 3,3 V pada
Arduino. Ketiga, sensor dimasukkan ke dalam tanah. Keempat, kode akuisisi data
ditulis melalui komputer. Kelima, program diupload. Keenam, program di run dan dimonitor pada layar keluaran.
Ketujuh, ketiga kawat SEN0057 yang terhubung pada Arduino dilepas dan diganti
dengan kawat VN400. Kawat berwarna hitam dihubungkan pada pin A0, kawat
berwarna merah pada pin 3,3 V, dan kawat selain warna merah dan hitam pada pin
GND. Kedelapan, langkah ketiga, keempat, kelima, dan keenam kembali diulang.
Kesembilan, data keluaran antara sensor SEN0057 dan VN400 dibandingkan.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Sensor kelembaban tanah adalah sensor yang
digunakan untuk melakukan pengukuran kelembaban tanah. Prinsip kerja
sensor kelembaban tanah adalah memberikan nilai keluaran berupa besaran
listrik sebagai akibat adanya air yang berada di antara lempeng kapasitor
sensor tersebut. Penelitian ini menggunakan dua jenis sensor kelembapan tanah
yaitu, sensor VN400 dan SEN0057 untuk
mengukur kelembapan pada tanah yang berkadar air nol persen (tanah kering) dan
yang berkadar air seratus persen (tanah jenuh). Kedua sensor tanah tersebut
dihubungkan dengan mikrokontroller Arduino Uno agar hasil dari perintah
pembacaan nilai keluaran sensor dapat ditampilkan di monitor software Arduino.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
kedua sensor kelembaban VN400 dan SEN0057, nilai sensor yang terbaca di monitor
setiap 3 detik sebagai berikut.
Tabel
1. Nilai sensor yang terbaca setiap 3
detik
No
|
VN400
|
SEN0057
|
||
Kering
|
Basah
|
Kering
|
Basah
|
|
1
|
224
|
536
|
42
|
752
|
2
|
223
|
549
|
42
|
752
|
3
|
221
|
542
|
43
|
763
|
4
|
224
|
540
|
45
|
764
|
5
|
220
|
537
|
46
|
764
|
6
|
224
|
540
|
46
|
765
|
7
|
222
|
539
|
46
|
765
|
8
|
221
|
540
|
46
|
765
|
9
|
221
|
539
|
46
|
773
|
10
|
223
|
540
|
47
|
773
|
11
|
226
|
543
|
47
|
773
|
12
|
227
|
549
|
48
|
774
|
13
|
225
|
549
|
48
|
774
|
14
|
227
|
549
|
49
|
774
|
15
|
226
|
547
|
49
|
774
|
16
|
226
|
547
|
50
|
775
|
17
|
226
|
548
|
50
|
775
|
18
|
226
|
546
|
50
|
782
|
19
|
224
|
549
|
52
|
783
|
20
|
228
|
546
|
54
|
784
|
Nilai yang terbaca di monitor diamati
selama 1 menit sehingga didapat 20 nilai sensor. Pengulangan sebanyak 20 kali
ini dilakukan agar nilai yang didapat memiliki presisi dan akurasi yang tinggi.
Setelah didapat 20 nilai sensor, maka diambil 2 nilai tengah (median) sebagai
nilai acuan dalam pembuatan kurva linear. Kurva ini digunakan dalam penentuan
nilai persentasi kelembaban yang sebenarnya. Hal ini dilakukan karena nilai
yang terbaca pada sensor tidak mencerminkan nilai kelembaban yang sebenarnya,
sehingga niai sensor yang terbaca harus dikalibrasi terlebih dahulu melalui
kurva kalibrasi agar nilai sensor yang terbaca dapat langsung mencerminkan
persentasi kelembabannya. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai keluaran yang
terbaca dari sensor VN400 meningkat sesuai dengan kadar air tanahnya. Tanah
kering (yang memiliki kadar air 0 %) memiliki nilai kelembapan yang lebih
rendah dibandingkan dengan nilai kelembapan tanah jenuh (yang memiliki kadar
air 100 %). Hal ini sejalan dengan hasil nilai keluaran sensor SN 0057 yang terbaca di monitor. Berikut merupakan
nilai tengah dari masing-masing nilai sensor tanah kering dan basah pada sensor
VN400 dan SEN0057.
Tabel
2. Nilai persentase kelembaban minimum dan maksimum
sensor VN400 dan SEN0057
Kelembaban
(%)
|
VN400
|
SEN0057
|
0
|
224
|
47
|
100
|
542
|
773
|
Berdasarkan tabel 2, nilai sensor 224 dan
47 merupakan median dari 20 nilai sensor tanah kering pada tabel 1. Persentase
0% merupakan asumsi bahwa pada tanah kering tidak terdapat kandungan air sama
sekali sehingga dianggap persentase kelembabannya 0. Nilai sensor 542 dan 773
merupakan median dari 20 nilai sensor tanah basah pada tabel 2. Persentase 100%
merupakan asumsi bahwa tanah berada pada kondisi jenuh sehingga nilai
persentase kandungan airnya 100.
Gambar
1. Grafik hubungan kelembaban terhadap
nilai sensor VN400 dan SEN0057 pada kondisi kering (0%) dan basah (100%)
Grafik di atas merupakan hasil plot dari
tabel 2. Grafik di atas digunakan sebagai kurva kalibrasi untuk menentukan
persentase kelembaban dari nilai sensor yang didapat. Karena data yang di plot
hanya 2, baik pada sumbu x maupun y, maka kurva yang didapat linear. Persamaan linear
yang didapat digunakan untuk menentukan persentase kelembaban. Persentase
kelembaban merupakan variabel x yang didapat dari persamaan linear pada grafik
di atas.
Tabel
3. Nilai kelembaban (%) berdasarkan
persamaan linear dari gambar 1 untuk selang kelembaban 0-100%
No
|
VN400
|
SEN0057
|
||
%
|
nilai sensor
|
%
|
nilai sensor
|
|
1
|
0
|
224
|
0
|
47,0
|
2
|
10
|
255,8
|
10
|
119,6
|
3
|
20
|
287,6
|
20
|
192,2
|
4
|
30
|
319,4
|
30
|
264,8
|
5
|
40
|
351,2
|
40
|
337,4
|
6
|
50
|
383
|
50
|
410,0
|
7
|
60
|
414,8
|
60
|
482,6
|
8
|
70
|
446,6
|
70
|
555,2
|
9
|
80
|
478,4
|
80
|
627,8
|
10
|
90
|
510,2
|
90
|
700,4
|
11
|
100
|
542
|
100
|
773,0
|
Tabel 3 menunjukkan hasil kalibrasi nilai
sensor menjadi nilai persentase kelembaban pada rentang 0-100 %. Melalui
kalibrasi di atas, maka nilai sensor yang terbaca dapat langsung dinyatakan
persentase kelembabannya. Setiap alat sensor kelembaban memiliki persamaan linear
yang berbeda-beda. Pembuatan kurva kalibrasi dilakukan karena alat sensor yang
dibuat oleh pabrik tidak secara langsung memberikan nilai kelembabannya,
sehingga harus dibuat kurva kalibrasi agar nilai sensor bisa dinyatakan menjadi
nilai persentase kelembaban.
Pekerjaan teknik sipil banyak dilakukan
pada tanah jenuh air sebagian (unsaturated)
seperti pada pekerjaan pemadatan tanah untuk konstruksi jalan raya. Sementara
perubahan kedudukan muka air tanah akan mempengaruhi tingkat kadar air dalam
tanah. Pengukuran kadar air biasanya dilakukan dalam laboratorium dengan metode
gravimetric atau volumetric. Metode tersebut membutuhkan waktu yang lama. Sebagai
alternatif , penggunaan sensor dapat mempersingkat waktu pengukuran kadar air
tanah. Beberapa contoh sensor kelembaban
tanah lain yang sering digunakan yaitu gypsum block (alat sensor yang dipakai
dalam bidang pertanian untuk mengukur lengas tanah atau kelembaban tanah guna
memilih jenis tanaman dan mengatur kesuburannya pada suatu tanah atau lahan
yang akan dikerjakan), sensor silinder, MC7825PS, sensor SM300, dan lain
sebagainya (Wahyuningsih 2011).
KESMIPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian, didapat nilai sensor 224 dan 47 yang merupakan median dari 20
nilai sensor tanah kering untuk persentase 0%. Ini merupakan asumsi bahwa pada
tanah kering tidak terdapat kandungan air sama sekali sehingga dianggap
persentase kelembabannya 0. Nilai sensor 542 dan 773 merupakan median dari 20
nilai sensor tanah basah untuk persentase 100%. Ini merupakan asumsi bahwa
tanah berada pada kondisi jenuh sehingga nilai persentase kandungan airnya 100.
Nilai ini digunakan untuk membuat kurva kalibrasi dalam menentukan persentase
kelembaban yang sebenarnya dari hasil nilai sensor yang terbaca.
DAFTAR PUSTAKA
Pamungkas,
dkk.2011. Alat
Monitoring Kelembaban Tanah dalam Pot Berbasis Mikrokontroler ATmega 168 dengan
Tampilan Output pada Situs Jejaring
Sosial Twitter untuk Pembudidaya dan
Penjual Tanaman Hias Anthurium.Jurnal
Teknik Elektro.ITS.
Stevanus,
D. Setiadikurnia. 2013. Alat Pengukur Kelembaban Tanah Berbasis Mikrokontroler
PIC 16F84. Jurnal. Universitas
Kristen Maranatha.
Wahyuningsih,
Margaret.2011. PENGUKURAN
KADAR AIR TANAH DENGAN MENGGUNAKAN GYPSUM
BLOCK.Jurnal Teknik Sipil :FST
Undana.
LAMPIRAN 1. Program akuisisi data yang di input ke dalam software Arduino sebagai perintah untuk pembacaan nilai pada
sensor.
void
setup(){
Serial.begin(57600);
}
void
loop(){
Serial.print("Nilai
Kelembaban Tanah:");
Serial.println(analogRead(0));
delay(1000);
}
LAMPIRAN 2. Dokumentasi penelitian yang meliputi
mikroktroler Arduino, sensor kelembaban tanah VN400 pada tanah kering, dan
sensor kelembaban tanah SEN0057 pada tanah basah (jenuh).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar